Home » Uncategories » Pelajaran Berharga Dari Seorang Tuna Netra
17:40
Pelajaran Berharga Dari Seorang Tuna Netra
Ini
adalah kisah dua orang pria yang sedang dirawat di sebuah kamar rumah
sakit. Seorang di antaranya menderita penyakit yang mengharuskannya
duduk dekat jendela disamping tempat tidurnya selama satu jam di setiap
sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya dan untuk menormalkan
jantungnya karena denyutnya sangat lemah.
Sedangkan
pria yang lain harus berbaring. Pria ini sering uring-uringan, bahkan
tak jarang membentak anggota keluarga yang menjaga dan perawat yang
memeriksanya. Tak jarang pula pria yang satu ini berteriak di malam hari
(mungkin karena kesakitan) sehingga mengganggu pasien yang lainnya.
Suatu hari di sore yang cerah, seperti biasa pria yang berada dekat jendela ini duduk sambil melihat keluar jendela.
Sambil
tersenyum dan dengan wajah gembira dia menggumam, "Senang sekali ya
seandainya aku bisa berjalan-jalan setiap sore di taman itu, tentunya
aku tidak ingin kembali di tempat ini lagi." gumamnya sambil tetap
terlihat tersenyum.
Melihat hal itu pria satunya yang berada di
sebelah tempat tidurnya berkata dengan rasa penasaran, "Apa yang kau
lihat di luar sana, kawan?"
"Sebuah taman dengan kolam yang
indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak
bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan
bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga
berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di
atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang
indah." jelas pria yang duduk
Setiap sore ia menceritakan tentang
apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu
jam itulah, pria yang hanya bisa berbaring merasa begitu senang dan
bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan
warna-warna indah yang ada di luar sana.
Pria pertama itu
menceritakan keadaan di luar jendela dengan begitu detil sehingga
membuat pria yang berbaring membayangkan semua keindahan pemandangan
itu.
Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani
kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat,
percaya dirinya pun semakin bertambah.
Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas.
Meski
pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat
melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan
semua itu dengan kata-kata yang indah. Begitulah seterusnya, dari hari
ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.
Suatu pagi, seorang
perawat mendapati pria yang berbaring di dekat jendela itu telah
meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya.
Pria yang kedua
merasa begitu kehilangan seorang teman yang mengisi hari-harinya. Begitu
penasarannya dengan apa yang diceritakan oleh sang kawan hingga ia
meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat
jendela itu.
Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati
dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia
meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.
Dengan perlahan
dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali
melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu.
Betapa
senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua
keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke
jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata,
jendela itu menghadap ke sebuah . . . Tembok Kosong!!!
Ia berseru
memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah
wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar
biasa indah di balik jendela itu.
Dari perawat itulah dia
menyadari bahwa rekannya yang sudah meninggal ternyata seorang Tuna
Netra yang terserang penyakit parah dan kronis
Hikmah :
Kata yang penuh semangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita.
Menyampaikan
setiap ujaran dengan santun, akan selalu lebih baik daripada
menyampaikannya dengan ketus, gerutu, atau dengan kesal.
Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain.
0 Response to " Pelajaran Berharga Dari Seorang Tuna Netra"
Post a Comment